20

Akhirnya hari yang ditunggu pun tiba, hari dimana peserta yang lolos seleksi tertulis harus kembali mengikuti seleksi selanjutnya yaitu, seleksi wawancara.

Di dalam aula sudah ada 25 mahasiswa yang sedang menunggu giliran mereka untuk diwawancarai oleh salah satu Profesor terbaik di kampus mereka. Tentu suasana tegang sudah menyelimuti para peserta seleksi sedari tadi.

“Lo bisa berhenti mainin pulpen lo gak? Ganggu banget berisik.”

“Eh? Sorry gue gugup.” jawab Asya menghentikan kegiatannya memencet-mencet ujung pulpen.

“Kaki lo.”

Asya menoleh sebab pria di sampingnya kembali mengajaknya berbicara. “Aduh sorry-sorry gue gak bisa diem kalo lagi gugup. Emangnya lo gak gugup apa?”

Tidak ada jawaban.

“Lo beneran ngomong cuma buat ngomelin gue doang ya?” tanya Asya kesal.

Belum sempat Hansel memberi jawaban, petugas sudah memanggilnya untuk masuk ke ruangan. Meninggalkan Asya yang semakin kesal karena kembali diabaikan.