A little things we care about each others
Kleo datang menghampiri Leona dengan tangannya yang sudah penuh oleh makanan dan minuman yang baru saja ia beli. “Astaga banyak banget lo beli apaan aja?”
“Susu. Takut lo nanti kepedasan. Kata mbak-mbak minimarketnya susu bisa bantu ngilangin pedas.” Ia meletakkan beberapa kotak susu yang ada di tangannya besama dengan spicy chicken yang juga baru saja ia beli. “Thank you.” sebuah lengkungan terbentuk pada bibir Leona.
Masih belum cukup dengan kerepotannya dengan susu tadi, sekarang Kleo mengeluarkan sepasang sarung tangan plastik dan memakaikannya pada salah satu tangan Leona. “Biar tangannya gak ikut pedas pas makan.” Lalu ia pun ikut mengenakan sarung tangan plastik itu di sebelah tangannya.
Setelah itu mereka berdua akhirnya sibuk dengan spicy chicken yang ada di hadapan mereka. Tidak ada obrolan apapun, hanya suara dari mulut Kleo yang mulai terasa kepedasan. Bulir-bulir keringat mulai memenuhi dahinya dan cairan pada hidungnya pun mulai terasa mengganggu.
“Minum dulu.” Leona menyerahkan sekotak susu pada pria yang sepertinya sedang tersiksa di depannya itu dan langsung diteguk habis olehnya. Leona terkekeh, “Tadi perasaan lo deh yang takut gue kepedasan, eh, sekarang malah kebalikannya.”
“Sorry..” ucap Kleo menyesal. “No need to be sorry kali. Besok-besok kita gak usah beli yang pedas gini lagi ya. Gue juga gak begitu suka.” Leona merapikan sedikit rambut Kleo yang berantakan terkena keringat di dahinya.
“Terus kalo gitu lo sukanya apa, Le? Gue?” Satu anggukan kepala Leona menjadi jawaban dari pertanyaan tersebut. Namun, belum sempat Kleo bereaksi, Leona memperjelas jawabannya, “Kalo gue gak suka sama lo mana mungkin gue rela nontonin semua konser di world tour lo deh. I do like you, your music, your performance, and your team, Stardust.“
“Just liking me is not enough, Le. I'll make you love me instead.”
Entah sinar matahari siang ini yang begitu terik sampai membuat kedua pipi Leona memerah dengan sempurna atau karena kalimat yang baru saja terucap dari mulut pria di depannya itu. Tidak ada yang tahu, hanya sang pemilik wajah yang memiliki jawabannya. Namun ternyata, kedua pipinya yang memerah itu malah menjadi tontonan yang menyenangkan bagi seorang pria bernama Kleo Dash itu. Salah satu terduga penyebab hal itu terjadi. Wajahnya yang tersipu membuat wanita itu juga kerap bertingkah kikuk. Bolak-balik meneguk minumannya, mengalihkan pandangan serta mencoba memainkan ponselnya tanpa tujuan.
“Le, gimana kalo kita batalin aja nonton Flamenco Shownya? I prefer watching you blushing all day instead of watching that show.” Tatapan tajam berhasil didapatkan oleh Kleo. Leona menutupi wajahnya dan beranjak, “Yaudah gue nonton sendiri aja kalo gitu.” Tawa Kleo pun pecah.