Bonus Chapter.

Sudah satu bulan sejak Hima diperbolehkan untuk pulang kembali ke rumahnya. Dokter mengatakan bahwa semua lukanya telah sembuh.

Namun, ia rasa luka di hatinya belum sepenuhnya sembuh. Bayangan akan gadis itu masih teringat jelas di benaknya.

Minggu pagi ini, Hima sengaja memutuskan untuk merapikan kembali kamarnya yang telah lama tidak ia huni. Membereskan barang-barang yang berantakan akibat ulahnya hari itu.

Saat ia hendak merapikan meja belajarnya, matanya tiba-tiba tertuju pada satu buah barang yang sangat ia kenal. Tape bertulisan “she sounds more like heaven”.

Benda itu. Benda yang sengaja ia beli untuk dijadikan tempat ia menyimpan semua rekaman suara dari gadis yang selalu menyanyikan lagu untuknya agar terhindar dari mimpi buruk menyeramkan itu.

Bagaimana bisa benda itu ada di sini?

Hima mengambil alat pemutarnya dan menyetel tape tersebut.

Suara itu. Suara itu sama persis seperti suara yang selalu ia dengar saat bersama gadis kesayangannya itu.

“Je..” tangannya meremas keras tape tersebut. Menyalurkan segala kerinduan yang tak dapat tersampaikan.

Sehingga ia hanya mampu mendengarkan alunan demi alunan yang tersisa melalui tape tersebut sambil menikmati langit sore di pekarangan rumahnya.

Sampai kemudian datang seorang perempuan yang berdiri di depan pagar rumahnya, membawa satu piring berisi kue.

“Permisi.. Saya mau nganterin kue ini dari Mama. Sekalian mau ngasih tau kalo kita sekeluarga baru pindah ke sini. Rumah yang di sebelah.” ucap gadis itu memperkenalkan dirinya.

Tubuh Hima seketika membeku. Lidahnya kelu. Jantungnya berdetak diluar kendali.

Wajah itu, suara itu, dan senyuman itu, semuanya sangat ia kenali. Semua hal yang ia rindukan kini tepat berada di hadapannya.

Benarkah gadisnya itu kembali?