Camera Girl
Kleo membuang begitu saja puntung rokok terakhirnya ke dalam bak sampah yang berada tak jauh darinya. Pria itu sejak 30 menit lalu sudah berada di sekitar lahan parkir stadium tempat ia dan grupnya menyelenggarakan konser.
Ia kian memperhatikan satu persatu manusia yang melintas di sana, sejak suasana masih cukup ramai sampai suasana sepi seperti saat ini, yang hanya menyisakan beberapa orang staff yang sedang membereskan tempat itu. Hingga kemudian wanita yang ia tunggu melintas.
“Hey, camera girl.“
Wanita yang kebetulan sedang membawa kameranya itu pun spontan menoleh ke arah sumber suara, “Kleo?”
Pria itu mengangkat salah satu tangannya.
“What took you so long to get out of that place? I've been waiting a long time here.” ujar Kleo saat ia berhasil menghampiri wanita itu.
“Why are you waiting for me?“
“Mhm, no reason. I just wanna meet you. And see how's those photos turned out after you took it.“
Leona benar-benar tidak habis pikir dengan pria di hadapannya ini. Sangat tidak bisa ditebak.
Ketika Leona ingin mengeluarkan kameranya, tangan Kleo menariknya. “You can show it later in my car, while I take you home.“
Tanpa menunggu jawaban dari Leona, Kleo sudah lebih dulu bergegas membawa wanita itu masuk ke dalam mobilnya.
Dan benar saja, pria itu sungguh mengantarkannya pulang malam ini. Kini mobil mereka telah terparkir di basement hotel tempatnya menginap.
“Mana mau liat dong hasil foto-foto lo tadi.” Kleo memutar sedikit badannya menghadap bangku penumpang di sebelahnya.
Kemudian Leona mengeluarkan kameranya dan menunjukkan beberapa hasil jepretannya hari ini.
“Oh ini pas gue nyanyiin lagu alone.” “Di sini gue belum nemuin keberadaan lo.” “Oh liat-liat ini gue mulai tau lo ada di mana.” “Hahaha di sini gue lagi liatin lo.”
Kira-kira seperti itulah celotehan-celotehan yang dikeluarkan oleh Kleo setelah melihat foto-foto dirinya yang ada di layar kamera Leona. Yang tanpa sadar menjadi sebuah alasan mengapa senyuman Leona saat ini merekah.