Segelas minuman dingin terulur di hadapan Tara yang sedang duduk beristirahat setelah bermain banyak wahana yang ada.
Tara mengangkat kepalanya, “Hm? Buat gue?”
“Iya, tenggorokan lo kering pasti abis teriak-teriak.”
“Hehe makasih, Dir.” Dira pun mengangguk dan duduk di sebelah Tara.
“Seneng gak?”
“Apanya?” Tara menoleh pada Dira.
“Hari ini, main di sini. Seneng gak?”
“Seneng banget. Apalagi bareng kalian, soalnya kan kita jarang main ke tempat kaya gini. Iya walaupun si Iyan ada aja tingkah ajaibnya tapi gapapa sih lucu. Gue tetep seneng.” jawab Tara sambil tertawa mengingat peristiwa Iyan muntah sehabis menaiki wahana rollercoaster tadi.
“Syukur deh kalo lo seneng. Terus next time lo mau kemana lagi? Ada hal yang mau lo lakuin gak?”
“Hm, apa ya? Gue pengen nonton konser. Konsernya the 1975. Ih pasti seru deh.” jawab Tara semangat.
“Iya gue juga suka mereka.”
“Hahaha iya kan emang cuma lo sama gue yang suka the 1975 diantara anak-anak. Kalo lagunya kesetel di mobil pasti cuma lo sama gue doang yang nyanyi. Yang lain sibuk minta ganti lagu hahaha.”
“Hahaha bener. Mereka mah senengnya lagu dangdut.”
“Itu mah si Iyan rajanya, hahaha.”
“Yaudah nanti nonton konser the 1975 sama gue ya. Sekarang ayo main lagi, keburu malem.” Dira mengelus rambut Tara lembut sebelum ia bangkit dan mengantri wahana selanjutnya.