Setibanya di kantin, Alin segera mencari keberadaan Candra dan ternyata ia sedang menikmati makanannya sendirian di lorong kantin.
“Candra? Yang kemaren utang gue sama lo berapa? Ini biar gue ganti.”
“Duduk.”
“Hah?”
“Duduk.”
Walaupun bingung dengan ucapan Candra yang ada di hadapannya tetapi Alin tetap menurutinya.
“Lo pesen aja. Makan dulu.”
“Eh? Gausah, Can. Gue gampang makannya nanti aja. Gue ke sini mau langsung ganti uang lo yang kemaren.”
“Utang lo lunas. Sebagai gantinya lo ikutan makan aja di sini temenin gue. Jam istirahat udah mau abis, terus lo mau makan kapan?”
Alin kembali menatap Candra bingung.
“Udah buruan pesen makan Alin. Utang lo mau lunas gak?”
Alin pun kemudian mengambil sebungkus roti untuk ia makan. Jujur saja, sekarang ia sedang tidak lapar tetapi ia tetap menuruti perkataan Candra sebab ia takut dengan sikap dinginnya itu.
Keduanya hening menikmati makanan mereka masing-masing. Sampai akhirnya Candra yang lebih dulu bangun dari kursinya dan berkata, “Lain kali kalo emang lo lagi butuh bantuan, gak usah takut buat minta tolong. Ke gue juga gak masalah.”
Alin mengangguk. “Iya.. makasih kemaren lo udah mau nolongin gue. Tapi ini beneran gue gak perlu ganti uang lo?”
“Gak usah. Utang lo udah lunas.” jawab Candra sambil berlalu kembali menuju kelasnya.